AAY TRAVEL & MANAGEMENTS BLOGSPOT
Sabtu, 14 April 2018
Minggu, 10 Desember 2017
OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ATAU APLIKASI CDS / ISIS dan SLiMS
OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ATAU APLIKASI CDS / ISIS dan SLiMS
1. PENDAHULUAN
Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang pengelola sumber informasi yang sudah seharusnya tersentuh penerapan Teknologi Informasi (TI) yang telah berkembang pesat. Perkembangan dari penerapan TI dapat dilihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan TI, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan TI yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya.
Kebutuhan akan Teknologi Informasi (TI) sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang. Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola, dan menyediakannya untuk umum dengan otomasi perpustakaan yang dibantu oleh TI.
2. PENGERTIAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
Untuk dapat memahami otomasi perpustakaan perlu dipahami pengertian otomasi dan pengertian otomasi perpustakaan, berikut beberapa pengertian mengenai otomasi dan otomasi perpustakaan:
Menurut Harrod (1990: 47) otomasi adalah pengorganisasian mesin untuk mengerjakan tugas-tugas rutin, sehingga hanya dibutuhkan sedikit campur tangan manusia.
Dalam Concise Oxford Dictionary (1982: 59) otomasi adalah penggunaan peralatan yang dioperasikan secara automasi untuk menghemat tenaga fisik dan mental manusia.
Menurut Sulistio Basuki (1994: 96) otomasi adalah mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa otomasi merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI) yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu memerlukan pengawasan manusia.
Sedangkan pengertian otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI).
Otomasi perpustakaan merupakan penerapan TI di perpustakaan yang dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, diantaranya sebagai berikut: a. TI digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan
yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik, dan sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustkaaan.
b. TI sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan TI ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam suatu sistem informasi, tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur peralatan TI yang mendukung keduanya (Ikhwan Arif, 2003: 2,3). Bidang cakupan otomasi perpustakaan dalam buku Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin (2008: 38) diantaranya adalah:
a. b. c. d. e. f.
Usulan koleksi, Inventarisasi,
Katalogisasi, Sirkulasi, reserve, inter-library loan,
Pengelolaan penerbitan berkala, Pengelolaan anggota.
3. TUJUAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
Tujuan otomasi perpustakaan menurut Cochrane (1995: 31) diantaranya sebagai berikut: a. Memudahkan integrasi berbagai kegiatan perpustakaan, b. Memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan,
c. d. e. f. g.
Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan, Menghindari pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan,
Memperluas jasa perpustakaan, Memberi peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan, Meningkatkan efisiensi.
4. MANFAAT OTOMASI PERPUSTAKAAN
Otomasi perpustakaan dengan menerapkan kemajuan TI akan memberikan manfaat sebagai berikut:
a. b. c. d. Dan menurut Sophia (1998) penggunaan teknologi komputer di perpustakaan mempunyai beberapa manfaat diantaranya:
a. Dapat mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval), b. Memperlancar proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka, dan komunikasi antar
perpustakaan, c. Dapat menjamin pengelolaan data administrasi perpustakaan. Dengan adanya otomasi perpustakaan maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Salain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali.
5. KOMPONEN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN Komponen-komponen sistem otomasi perpustakaan meliputi pengguna (user), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data. a. Pengguna (user)
Pengguna (user) merupakan unsur utama yang sangat berpengaruh dalam sistem otomasi perpustakaan. Dalam membangun dan mengembangkan sistem otomasi perpustakaan alangkah baiknya didiskusikan terlebih dahulu dengan staf perpustakaan, pustakawan serta para pemustaka atau pengguna perpustakaan.
Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan, Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan,
Meningkatkan citra perpustakaan, Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.
b.
c.
d.
Otomasi perpustakaan dibangun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan para penggunanya, sehingga otomasi yang akan dibuat akan membantu para pengguna.
Perangkat keras (hardware) Sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat diperlukan program untuk menjalankannya. Fungsi perangkat keras adalah untuk menumpulkan data dan mengkonversinya ke dalam suatu bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Perangkat keras dalam otomasi perpustakaan diantaranya komputer, scanner, digital camera, dan CD writer. Pengadaan perangkat keras ini perlu disesuaikan dengan software yang akan digunakan.
Perangkat lunak (software) Perangkat lunak merupakan komponen penting dalam sistem otomasi. Perangkat lunak sering diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan baik multi-tasking maupun multi-user. Perangkat lunak (software) untuk sistem otomasi perpustakaan adalah seperti CDS/ISIS dari UNESCO yang dapat diperoleh secara gratis melalui internet. Data Data merupakan bahan baku informasi. Data dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol-simbol khusus. Dalam perpustakaan data ini dapat berupa identitas sebuah buku atau bibliografi dan lain sebagainya.
6. KONSEP OTOMASI PERPUSTAKAAN Konsep otomasi perpustakaan adalah menghubungkan pengguna pada informasi yang dibutuhkan dengan cepat tepat.
Dapat disimpulkan bahwa otomasi merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI) yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu memerlukan pengawasan manusia.
Sedangkan pengertian otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI)
7. SOFTWARE ATAU APLIKASI CDS/ISIS DAN SLiMS
CDS/ISIS (Computerized Documentation Services / Integrated Set of Information System) merupakan perangkat lunak sistem penyimpanan dan temu kembali informasi (Information Storage and Retrieval System) yang dirancang untuk komputerisasi pengelolaan database non numerik yang terstruktur terutama yang berupa teks. CDS/ISIS ini sangat cocok digunakan untuk komputerisasi perpustakaan atau lembaga informasi lainnya yang banyak menggunakan data teks pada database yang dikelolanya.
CDS/ISIS pertama kali dirilis oleh UNESCO pada tahun 1985. Rilis ini secara resmi dinamakan CDS/ISIS Mini-Micro Version, tetapi biasanya disebut CDS/ISIS atau disingkat ISIS saja. Saat ini terdapat berbagai versi CDS/ISIS, yaitu: versi DOS, Windows, UNIX, maupun versi pengembangan JavaISIS, WWWISIS, dan ISIS_DLL untuk pengembangan program versi Windows. CDS/ISIS versi DOS sampai saat ini masih banyak digunakan dan kompatibel dengan versi Windows. Tetapi dari sisi pengembangan, versi DOS secara resmi sudah tidak diteruskan, versi terakhir untuk versi DOS adalah 3.08.
Pengembangan difokuskan untuk versi Windows yang dikenal sebagai WinISIS. WinISIS secara resmi dirilis pada November 1997, yaitu versi 1.31., sampai saat ini rilis terakhir adalah versi 1.5 build 3. CDS/ISIS merupakan perangkat lunak yang disebarkan secara gratis oleh UNESCO, sehingga banyak digunakan oleh berbagai perpustakaan (umum, perguruan tinggi, sekolah, dsb.) di seluruh dunia. Di samping itu, para pengguna CDS/ISIS dari seluruh dunia juga membuat berbagai perangkat lunak tambahan atau berbagai tool untuk memudahkan dan adaptasi dengan lingkungan kerja maupun dengan lingkungan sistem komputer yang terus berkembang dengan cepat. Semua pengembangan, tool, perangkat lunak tambahan, sumber daya dan berbagai persoalan seputar CDS/ISIS dapat dilihat dan diperoleh di situs resminya: http://www.unesco.org/webworld.isis/. Sebagai tambahan,
terdapat pula tool yang dikembangkan oleh putra bangsa Indonesia (Hendro Wicaksono) yang ia namakan IGLOO (http://www.geocities.com/igloo_opensource/), yaitu tool untuk meng-online-kan CDS/ISIS di Internet yang berbasis pada PHP dan Openisis. Di Indonesia sendiri suda ada software otomasi perpustakaan yang dibuat oleh Hendro Wicaksono dan Bang Arie Nugraha yaitu SLiMS.
Senayan, atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source
Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono, dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (GOrontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon Urrego Felipe Mejia (ingenierofelipeurrego@gmail.com). Situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id
Dalam setiap rilis Senayan, saat ini didistribusikan dalam dua versi. Pertama, Senayan Source. Yaitu hanya aplikasi Senayan, yang ditujukan untuk pemakai tingkat lanjut, atau mereka yang sudah memiliki komputer dimana web server (biasanya Apache), PHP dan MySQL sudah terinstall sebelumnya. Pengguna sistem operasi selain Windows juga menggunakan distribusi ini.
Kedua adalah distribusi Portable Senayan (psenayan). Yaitu Senayan yang sudah dipaketkan dengan Apache, PHP dan MySQL. Sehingga pengguna tinggal copy, ekstrak, dan gunakan. Ditujukan untuk pengguna Windows yang biasanya masih awam dengan persyaratan software yang harus tersedia untuk menjalankan Senayan.
Dalam melakukan pengembangan Senayan, kira-kira 95% dilakukan pada platform GNU/Linux. Penggunaan Windows dalam pengembangan hanya sebatas pembuatan
distribusi Portable Senayan dan ujicoba. Pengembangan Bisnis Komersial berupa: dukungan layanan korporasi dan terdedikasi, web hosting Senayan, sponsorship modul.
➢ Kelebihan Senayan Library Management System (SLiMS) Secara Umum 1. Senayan dapat diperoleh dan digunakan secara gratis
Perangkat lunak merupakan salah satu komponen penting dalam implementasi otomasi perpustakaan. Sayangnya tidak semua perpustakaan mampu menyediakan perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan. Hal ini disebabkan karena harga perangkat lunak otomasi sulit dijangkau oleh banyak perpustakaan di Tanah Air. Kehadiran Senayan sebagai salah satu perangkat lunak otomasi berbasis FOSS menjadi solusi terkait sulitnya dengan pengadaan perangkat lunak otomasi karena perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis.
2. Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan Menurut Saffady sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan minimal memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi serta on-line public access catalog atau OPAC (Saffady dalam Anctil dan Bahesti, 2004: 4). Senayan tidak hanya menyediakan fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC. Senayan menyediakan fasilitas lain seperti manajemen keanggotaan, fasilitas untuk pengaturan perangkat lunak, cetak barcode (baik barcode anggota maupun barcode buku), penyiangan serta fasilitas laporan dan unggah koleksi digital.
3. Senayan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman interpreter Senayana dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman. PHP merupakan bahasa pemrograman interpreter yang memungkinkan untuk dimodifikasi. Dengan demikian maka perpustakaan memungkinkan memodifikasi Senayan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.
4. Senayan dikembangankan oleh sumber daya manusia lokal Senayan dikembangan oleh sumber daya manusia lokal, atau dikembangkan oleh SDM bangsa Indonesia. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi perpustakaan dan pengguna Senayan. Keuntungan tersebut adalah Senayan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan di Tanah Air dan pengguna Senayan dapat berkomunikasi dengan mudah dengan para pengembang Senayan jika mengalami masalah dalam pemanfaatan Senayan.
5. Instalasi Mudah dilakukan Sebagai perangkat lunak yang tergolong dalam jenis perangkat lunak berbasis web instalasi Senayan mudah dilakukan, baik itu untuk system operasi windows maupun system operasi linux.
6. Mampu berjalan di sistem operasi linux maupun windows. Windows ataupun linux merupakan dua sistem operasi yang familiar digunakan oleh perpustakaan di Indonesia. Senayan mampu berjalan stabil di dua sistem operasi tersebut. Dengan demikian maka perpustakaan pengguna sistem operasi windows maupun linux tidak perlu khawatir tidak dapat menggunakan Senayan karena tidak mampu berjalan disalah satu sistem operasi.
7. Memiliki dokumentasi yang lengkap Dokumentasi (modul dan manual) memiliki peranan penting dalam pengembangan sebuah perangkat lunak, termasuk FOSS. Eksistensi dokumentasi akan memudahkan pengguna atau calon pengguna dalam memperlajari sebuah perangkat lunak. Dengan dokumentasi yang lengkap pengguna atau calon pengguna Senayan dapat dengan mudah mempelajari Senayan.
8. Memiliki prospek pengembangan yang jelas Perkembangan Senayan terjadi sangat cepat dalam kurun waktu 2 tahun perangkat lunak it uterus memperbaiki diri. Perbaikan ini terlihat dari banyaknya versi yang telah dirilis ke publik. Kondisi ini mencerminkan bahwa perangkat lunak ini memiliki prospek pengembangan. Apabila perangkat lunak ini terus diperbaharui maka pengguna Senayan yang akan memperoleh manfaatnya dari perbaikan terhadap kelemahan serta fasilitas tambahan yang disediakan dalam versi Senayan terbaru.
9. Memiliki forum komunikasi antara pengguna dan pengembang
➢ Kekurangan Senayan Library Management System (SLiMS) Secara Umum 1. Kompatibilitas web browser
Untuk mengakses Senayan diperlukan web browser. Sayangnya tidak semua web browser mampu menjalankan aplikasi ini dengan sempurna. perangkat lunak ini merekomendasikan mozilla firefox sebagai web browser. Sehingga jika penggunaan web browser selain mozilla firefox mampu tampilan Senayan tidak akan muncul secara sempurna. Misalnya ada beberapa menu yang akan tertutupi oleh banner jika
pengguna menggunakan internet eksplorer sebagai web browser. Namun jika hanya digunakan untuk mengakses OPAC (online public access catalog) semua web browser dapat digunakan.
2. Otoritas akses file Senayan menyediakan fasilitas upload (unggah) file. Dengan fasilitas ini pengelola perpustakaan dapat menyajikan koleksi digital yang dimiliki perpustakaan, seperti e- book, e-journal, skripsi digital, tesis digital dan koleksi digital lainnya. Namun fasilitas upload file ini tidak dilengkapi dengan pembagian otoritas akses file. Akibatnya setiap koleksi digital yang telah di upload ke dalam Senayan berarti dapat diakses oleh semua orang. Kondisi ini tentu sedikit mengkhawatirkan jika koleksi digital yang diupload adalah skripsi, tesis atau laporan penelitian digital. Skripsi digital, tesis atau laporan penelitian digital dibatasi aksesnya karena koleksi digital jenis rentan dengan masalah plagiasi.
UIN Raden Fatah sendiri sudah menginstal dan menggunakan SliMS dari tahun 2014, dan sekarang SliMS yang digunakan versi terbaru, yaitu SliMS Akasia, untuk mengakses SliMS di UIN Raden Fatah cukup dengan mengklik alamat web SLiMS berikut http://slims.radenfatah.ac.id
1. PENDAHULUAN
Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang pengelola sumber informasi yang sudah seharusnya tersentuh penerapan Teknologi Informasi (TI) yang telah berkembang pesat. Perkembangan dari penerapan TI dapat dilihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan TI, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan TI yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya.
Kebutuhan akan Teknologi Informasi (TI) sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang. Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola, dan menyediakannya untuk umum dengan otomasi perpustakaan yang dibantu oleh TI.
2. PENGERTIAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
Untuk dapat memahami otomasi perpustakaan perlu dipahami pengertian otomasi dan pengertian otomasi perpustakaan, berikut beberapa pengertian mengenai otomasi dan otomasi perpustakaan:
Menurut Harrod (1990: 47) otomasi adalah pengorganisasian mesin untuk mengerjakan tugas-tugas rutin, sehingga hanya dibutuhkan sedikit campur tangan manusia.
Dalam Concise Oxford Dictionary (1982: 59) otomasi adalah penggunaan peralatan yang dioperasikan secara automasi untuk menghemat tenaga fisik dan mental manusia.
Menurut Sulistio Basuki (1994: 96) otomasi adalah mencakup konsep proses atau hasil membuat mesin swatindak dan atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan manusia dalam proses tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa otomasi merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI) yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu memerlukan pengawasan manusia.
Sedangkan pengertian otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI).
Otomasi perpustakaan merupakan penerapan TI di perpustakaan yang dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, diantaranya sebagai berikut: a. TI digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan
yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik, dan sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustkaaan.
b. TI sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan TI ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam suatu sistem informasi, tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur peralatan TI yang mendukung keduanya (Ikhwan Arif, 2003: 2,3). Bidang cakupan otomasi perpustakaan dalam buku Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin (2008: 38) diantaranya adalah:
a. b. c. d. e. f.
Usulan koleksi, Inventarisasi,
Katalogisasi, Sirkulasi, reserve, inter-library loan,
Pengelolaan penerbitan berkala, Pengelolaan anggota.
3. TUJUAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
Tujuan otomasi perpustakaan menurut Cochrane (1995: 31) diantaranya sebagai berikut: a. Memudahkan integrasi berbagai kegiatan perpustakaan, b. Memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan,
c. d. e. f. g.
Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan, Menghindari pekerjaan yang bersifat mengulang dan membosankan,
Memperluas jasa perpustakaan, Memberi peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan, Meningkatkan efisiensi.
4. MANFAAT OTOMASI PERPUSTAKAAN
Otomasi perpustakaan dengan menerapkan kemajuan TI akan memberikan manfaat sebagai berikut:
a. b. c. d. Dan menurut Sophia (1998) penggunaan teknologi komputer di perpustakaan mempunyai beberapa manfaat diantaranya:
a. Dapat mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval), b. Memperlancar proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka, dan komunikasi antar
perpustakaan, c. Dapat menjamin pengelolaan data administrasi perpustakaan. Dengan adanya otomasi perpustakaan maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Salain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali.
5. KOMPONEN SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN Komponen-komponen sistem otomasi perpustakaan meliputi pengguna (user), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data. a. Pengguna (user)
Pengguna (user) merupakan unsur utama yang sangat berpengaruh dalam sistem otomasi perpustakaan. Dalam membangun dan mengembangkan sistem otomasi perpustakaan alangkah baiknya didiskusikan terlebih dahulu dengan staf perpustakaan, pustakawan serta para pemustaka atau pengguna perpustakaan.
Mengefisienkan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan, Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan,
Meningkatkan citra perpustakaan, Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.
b.
c.
d.
Otomasi perpustakaan dibangun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan para penggunanya, sehingga otomasi yang akan dibuat akan membantu para pengguna.
Perangkat keras (hardware) Sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat diperlukan program untuk menjalankannya. Fungsi perangkat keras adalah untuk menumpulkan data dan mengkonversinya ke dalam suatu bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Perangkat keras dalam otomasi perpustakaan diantaranya komputer, scanner, digital camera, dan CD writer. Pengadaan perangkat keras ini perlu disesuaikan dengan software yang akan digunakan.
Perangkat lunak (software) Perangkat lunak merupakan komponen penting dalam sistem otomasi. Perangkat lunak sering diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan baik multi-tasking maupun multi-user. Perangkat lunak (software) untuk sistem otomasi perpustakaan adalah seperti CDS/ISIS dari UNESCO yang dapat diperoleh secara gratis melalui internet. Data Data merupakan bahan baku informasi. Data dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol-simbol khusus. Dalam perpustakaan data ini dapat berupa identitas sebuah buku atau bibliografi dan lain sebagainya.
6. KONSEP OTOMASI PERPUSTAKAAN Konsep otomasi perpustakaan adalah menghubungkan pengguna pada informasi yang dibutuhkan dengan cepat tepat.
Dapat disimpulkan bahwa otomasi merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin (melalui bantuan TI) yang pengerjaan dan pengaturannya secara otomatis sehingga tidak perlu memerlukan pengawasan manusia.
Sedangkan pengertian otomasi perpustakaan adalah suatu sistem atau metode yang menggunakan peralatan untuk menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan rutin atau sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi (TI)
7. SOFTWARE ATAU APLIKASI CDS/ISIS DAN SLiMS
CDS/ISIS (Computerized Documentation Services / Integrated Set of Information System) merupakan perangkat lunak sistem penyimpanan dan temu kembali informasi (Information Storage and Retrieval System) yang dirancang untuk komputerisasi pengelolaan database non numerik yang terstruktur terutama yang berupa teks. CDS/ISIS ini sangat cocok digunakan untuk komputerisasi perpustakaan atau lembaga informasi lainnya yang banyak menggunakan data teks pada database yang dikelolanya.
CDS/ISIS pertama kali dirilis oleh UNESCO pada tahun 1985. Rilis ini secara resmi dinamakan CDS/ISIS Mini-Micro Version, tetapi biasanya disebut CDS/ISIS atau disingkat ISIS saja. Saat ini terdapat berbagai versi CDS/ISIS, yaitu: versi DOS, Windows, UNIX, maupun versi pengembangan JavaISIS, WWWISIS, dan ISIS_DLL untuk pengembangan program versi Windows. CDS/ISIS versi DOS sampai saat ini masih banyak digunakan dan kompatibel dengan versi Windows. Tetapi dari sisi pengembangan, versi DOS secara resmi sudah tidak diteruskan, versi terakhir untuk versi DOS adalah 3.08.
Pengembangan difokuskan untuk versi Windows yang dikenal sebagai WinISIS. WinISIS secara resmi dirilis pada November 1997, yaitu versi 1.31., sampai saat ini rilis terakhir adalah versi 1.5 build 3. CDS/ISIS merupakan perangkat lunak yang disebarkan secara gratis oleh UNESCO, sehingga banyak digunakan oleh berbagai perpustakaan (umum, perguruan tinggi, sekolah, dsb.) di seluruh dunia. Di samping itu, para pengguna CDS/ISIS dari seluruh dunia juga membuat berbagai perangkat lunak tambahan atau berbagai tool untuk memudahkan dan adaptasi dengan lingkungan kerja maupun dengan lingkungan sistem komputer yang terus berkembang dengan cepat. Semua pengembangan, tool, perangkat lunak tambahan, sumber daya dan berbagai persoalan seputar CDS/ISIS dapat dilihat dan diperoleh di situs resminya: http://www.unesco.org/webworld.isis/. Sebagai tambahan,
terdapat pula tool yang dikembangkan oleh putra bangsa Indonesia (Hendro Wicaksono) yang ia namakan IGLOO (http://www.geocities.com/igloo_opensource/), yaitu tool untuk meng-online-kan CDS/ISIS di Internet yang berbasis pada PHP dan Openisis. Di Indonesia sendiri suda ada software otomasi perpustakaan yang dibuat oleh Hendro Wicaksono dan Bang Arie Nugraha yaitu SLiMS.
Senayan, atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source
Senayan pertamakali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono, dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (GOrontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon Urrego Felipe Mejia (ingenierofelipeurrego@gmail.com). Situs resmi SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id
Dalam setiap rilis Senayan, saat ini didistribusikan dalam dua versi. Pertama, Senayan Source. Yaitu hanya aplikasi Senayan, yang ditujukan untuk pemakai tingkat lanjut, atau mereka yang sudah memiliki komputer dimana web server (biasanya Apache), PHP dan MySQL sudah terinstall sebelumnya. Pengguna sistem operasi selain Windows juga menggunakan distribusi ini.
Kedua adalah distribusi Portable Senayan (psenayan). Yaitu Senayan yang sudah dipaketkan dengan Apache, PHP dan MySQL. Sehingga pengguna tinggal copy, ekstrak, dan gunakan. Ditujukan untuk pengguna Windows yang biasanya masih awam dengan persyaratan software yang harus tersedia untuk menjalankan Senayan.
Dalam melakukan pengembangan Senayan, kira-kira 95% dilakukan pada platform GNU/Linux. Penggunaan Windows dalam pengembangan hanya sebatas pembuatan
distribusi Portable Senayan dan ujicoba. Pengembangan Bisnis Komersial berupa: dukungan layanan korporasi dan terdedikasi, web hosting Senayan, sponsorship modul.
➢ Kelebihan Senayan Library Management System (SLiMS) Secara Umum 1. Senayan dapat diperoleh dan digunakan secara gratis
Perangkat lunak merupakan salah satu komponen penting dalam implementasi otomasi perpustakaan. Sayangnya tidak semua perpustakaan mampu menyediakan perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan. Hal ini disebabkan karena harga perangkat lunak otomasi sulit dijangkau oleh banyak perpustakaan di Tanah Air. Kehadiran Senayan sebagai salah satu perangkat lunak otomasi berbasis FOSS menjadi solusi terkait sulitnya dengan pengadaan perangkat lunak otomasi karena perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis.
2. Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan Menurut Saffady sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan minimal memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi serta on-line public access catalog atau OPAC (Saffady dalam Anctil dan Bahesti, 2004: 4). Senayan tidak hanya menyediakan fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi dan OPAC. Senayan menyediakan fasilitas lain seperti manajemen keanggotaan, fasilitas untuk pengaturan perangkat lunak, cetak barcode (baik barcode anggota maupun barcode buku), penyiangan serta fasilitas laporan dan unggah koleksi digital.
3. Senayan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman interpreter Senayana dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman. PHP merupakan bahasa pemrograman interpreter yang memungkinkan untuk dimodifikasi. Dengan demikian maka perpustakaan memungkinkan memodifikasi Senayan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.
4. Senayan dikembangankan oleh sumber daya manusia lokal Senayan dikembangan oleh sumber daya manusia lokal, atau dikembangkan oleh SDM bangsa Indonesia. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi perpustakaan dan pengguna Senayan. Keuntungan tersebut adalah Senayan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan di Tanah Air dan pengguna Senayan dapat berkomunikasi dengan mudah dengan para pengembang Senayan jika mengalami masalah dalam pemanfaatan Senayan.
5. Instalasi Mudah dilakukan Sebagai perangkat lunak yang tergolong dalam jenis perangkat lunak berbasis web instalasi Senayan mudah dilakukan, baik itu untuk system operasi windows maupun system operasi linux.
6. Mampu berjalan di sistem operasi linux maupun windows. Windows ataupun linux merupakan dua sistem operasi yang familiar digunakan oleh perpustakaan di Indonesia. Senayan mampu berjalan stabil di dua sistem operasi tersebut. Dengan demikian maka perpustakaan pengguna sistem operasi windows maupun linux tidak perlu khawatir tidak dapat menggunakan Senayan karena tidak mampu berjalan disalah satu sistem operasi.
7. Memiliki dokumentasi yang lengkap Dokumentasi (modul dan manual) memiliki peranan penting dalam pengembangan sebuah perangkat lunak, termasuk FOSS. Eksistensi dokumentasi akan memudahkan pengguna atau calon pengguna dalam memperlajari sebuah perangkat lunak. Dengan dokumentasi yang lengkap pengguna atau calon pengguna Senayan dapat dengan mudah mempelajari Senayan.
8. Memiliki prospek pengembangan yang jelas Perkembangan Senayan terjadi sangat cepat dalam kurun waktu 2 tahun perangkat lunak it uterus memperbaiki diri. Perbaikan ini terlihat dari banyaknya versi yang telah dirilis ke publik. Kondisi ini mencerminkan bahwa perangkat lunak ini memiliki prospek pengembangan. Apabila perangkat lunak ini terus diperbaharui maka pengguna Senayan yang akan memperoleh manfaatnya dari perbaikan terhadap kelemahan serta fasilitas tambahan yang disediakan dalam versi Senayan terbaru.
9. Memiliki forum komunikasi antara pengguna dan pengembang
➢ Kekurangan Senayan Library Management System (SLiMS) Secara Umum 1. Kompatibilitas web browser
Untuk mengakses Senayan diperlukan web browser. Sayangnya tidak semua web browser mampu menjalankan aplikasi ini dengan sempurna. perangkat lunak ini merekomendasikan mozilla firefox sebagai web browser. Sehingga jika penggunaan web browser selain mozilla firefox mampu tampilan Senayan tidak akan muncul secara sempurna. Misalnya ada beberapa menu yang akan tertutupi oleh banner jika
pengguna menggunakan internet eksplorer sebagai web browser. Namun jika hanya digunakan untuk mengakses OPAC (online public access catalog) semua web browser dapat digunakan.
2. Otoritas akses file Senayan menyediakan fasilitas upload (unggah) file. Dengan fasilitas ini pengelola perpustakaan dapat menyajikan koleksi digital yang dimiliki perpustakaan, seperti e- book, e-journal, skripsi digital, tesis digital dan koleksi digital lainnya. Namun fasilitas upload file ini tidak dilengkapi dengan pembagian otoritas akses file. Akibatnya setiap koleksi digital yang telah di upload ke dalam Senayan berarti dapat diakses oleh semua orang. Kondisi ini tentu sedikit mengkhawatirkan jika koleksi digital yang diupload adalah skripsi, tesis atau laporan penelitian digital. Skripsi digital, tesis atau laporan penelitian digital dibatasi aksesnya karena koleksi digital jenis rentan dengan masalah plagiasi.
UIN Raden Fatah sendiri sudah menginstal dan menggunakan SliMS dari tahun 2014, dan sekarang SliMS yang digunakan versi terbaru, yaitu SliMS Akasia, untuk mengakses SliMS di UIN Raden Fatah cukup dengan mengklik alamat web SLiMS berikut http://slims.radenfatah.ac.id
APLIKASI TIK DI PERPUSTAKAAN SOFTWARE
1. SOFTWARE / APLIKASI ANTI plagiarisme ATAU UNPLAGIAT
A. Konsep dan batasan software plagiarisme
Software atau istilah lainnya adalah perangkat
keras merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan intruksi – intruksi
yang memberitahu perangkat keras bagaimana untuk melakukan suatu tugas. Tanpa
perangkat lunak, perangkat keras tidak ada gunanya. Wahyu Supriytno dan Ahmad
Muhsin dalam bukunya Teknologi Informasi Perpustakaan ( 2008 : 54).
Plagiat sesuai dengan yang tercantum pada
Permendiknas No. 17 Tahun 2010, pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa “plagiat
adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian tahun seluruh karya atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyantumkan
sumber secara tepat dan memadai.” Menurut Endiklopedi Indonesia plagiat adalah
pencurian karangan orang lain. Menurut ensiklopedi ini setiap karangan yang
asli dianggap sebagai hak milik sipengarang dan tidak boleh dicetak ulang tanpa
izin yang mempunyai hak atau penerbit karangan itu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat tersebut) orang lain
dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat tersebut) sendiri. dan
pagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta. Sedangkan plagiator adalah sebutan untuk orang
yang mengambil karangan (pendapat tersebut) orang lain dan disiarkan sebagai
karangan (pendapat tersebut) sendiri.
Menurut Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah plagiaisme adalah suatu tindakan untuk
mencuri atau menukarkan atau mempergunakan karya tulis pihak lain menjadi karya
tulisnya sendiri. Karya tulis asli seseorang merupakan hak milik orang
tersebut, Dilarang mencetak ulang tanpa izin penulis atau penerbitnya. Dalam
tulisan ilmiah biasanya berlaku suatu etika, bahwa setiap kutipan, baik
langsung maupun tidak langsung, pengambilan gagasan, konsep, atau teori perlu
menyebutkan sumbernya dengan jelas, termasuk penulis, judul tulisan, penerbit,
tempat terbit, tahun terbit, halaman, atau halaman – halaman yang dikutip. Hal
ini, bukan berdasarkan pertimbangan hukum semata – mata, tetapi juga kewajiban
moral seorang penulis untuk menghormati karya penulis lainnya. Penelususran
untuk riset kepustakaan dan penyebarannya pun dipermudah.
1. Jenis, penyebab dan
tindakan yang termasuk plagiat.
a. Jenis – jenis plagiat
Menurut petunjuk teknis pencegahan plagiat
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bandung untuk penulisan buku maupun
karya tulis yang mengutip dari http://www.u.arizona.edu/~rlo/482/plagiarism.pdf tiga jenis tindakan plagiat :
1. Menggunakan kata – kata orang lain secara persis
tanpa membubuhkan tanda kutip beserta rujukannya yang benar.
2. Menggunakan kata – kata orang lain, tetapi
mengubah beberapa di antara kata-kata itu atau menyusunnya kembali walaupun
sumbernya disebutkan.
3. Meringkas atau memarafrase kata – kata
orang lain tanpa mencantumkan rujukannya.
Sementara itu dalam plagiat, plagiat menurut
Barnbaum (n.d) dari Valdosta State University,
menggolongkan plagiat menjadi lima jenis, yaitu:
1. “Copy –
paste”, dalam arti mengambil kalimat atau frase orang lain tanpa
menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan sumbernya.
2. “Word
– switch”, mengambil kalimat atau frase orang lain dengan mengubah struktur
kalimat atau kosakatanya.
3. “Style”, dalam arti mengikuti artikel
sumber kata demi kata dan kalimat demi kalimat.
4. “Metafora”,
dalam arti menggunakan metafora orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
5. “Gagasan”, dalam arti mengambil gagasan,
pikiran atau pendapat orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
Ireton (n.d) melihat tindakan plagiat dari sudut
pandang berbeda. Sarjana itu menggolongkan plagiat menjadi;
1. plagiat kata – kata, yaitu menggunakan kata –
kata orang lain sama persis tanpa menyebutkan sumbernya,
2. plagiat struktur, yaitu menggunakan
kata-kata orang lain dengan mengubah konstruksi kalimat, pilihan kata walaupun
dengan memberikan rujukan,
3. plagiat gagasan, yaitu menyajikan gagasan
orang lain dengan bahasa sendiri tanpa menyebutkan sumbernya,
4. plagiat kepenulisan, yaitu mengumpulkan replika
atau tiruan karya orang lain atau mengumpulkan artikel yang diperoleh dari
Internet atau dari teman, dan
5. auto
plagiat, yaitu menggunakan tugas yang sama untuk dua mata kuliah yang berbeda
atau mengambil pikiran sendiri yang telah dikemukakan dalam naskah yang telah
diterbitkan tanpa menyebutkan sumbernya.
2. Penyebab melakukan plagiat
Insley (2011 p. 185) memberikan penjelasan yang lebih kongkrit. Menurut
pendapat yang dilakukan oleh sarjana itu, plagiat kebanyakan terjadi karena
para pelaku yang selalu ingin secara instan dan tidak mau meluarkan pendapatnya
tersebut :
1. Tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan kutipan
dan parafrase dan bagaimana mengutip secara benar,
2. Menunda tugas hingga detik – detik terakhir,
3. Menganggap bahwa melakukan plagiat merupakan cara
tercepat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya,
4. Merasa yakin bahwa orang lain tidak akan
mendeteksi apa yang dilakukannya.
5. Tidak punya cukup waktu untuk mengerjakan
tugas karena lemahnya pengelolaan waktu, suka menunda – nunda pekerjaan, ingin
sempurna (perfectionist) dan karena
kondisi di luar kontrol.
6. Merasa tertekan untuk mendapatkan hasil
yang baik dalam sebuah mata kuliah atau karir. Tekanan itu dapat muncul karena
begitu pentingnya tugas yang diberikan, tuntutan keluarga, keinginan untuk
memperoleh yang terbaik atau persaingan masuk universitas atau untuk
mendapatkan beasiswa.
7. Tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk
mengerjakan tugas yang diberikan, terutama dalam mencari artikel yang relevan,
mengevalausi sumber – sumber internet, memahami istilah – istilah teknis, mengetahui
dan menggunakan format dan model pengutipan tertentu, melakukan pencatatan
secara baik, atau tugas yang diberikan dosen kurang jelas.
8. Tidak memahami perbedaan antara para frase dan plagiat, tidak menguasai
teknik pengutipan secara benar, tidak memahami perbedaan antara pengetahuan
umum, ranah publik dan hak akan kekayaan intelektual, atau tidak mengetahui
bahwa sumber – sumber yang dapat diakses secara online bukan merupakan ranahan publik atau pengetahuan umum.
3. Tindakan melakukan plagiat
Dengan memperhatikan apa yang disampaikan dalam laman UCL Plagiarism : Advice to
Departments and Faculties, University College London dan laman Northen Kentucky University, Plagiarism and
You, Youngstown State University’s website “What Is Plagiarism,”
sebagaimana dikutip Stowers dan Hummel (2011 p. 165), pada dasarnya tindakan
plagiat mencakupi, tapi tidak terbatas pada:
1.
Mengacu dan mengutip istilah, kata – kata atau kalimat, data atau informasi
dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa
menyatakan sumber secara memadai.
2.
Mengacu dan mengutip secara acak istilah, kata-kata atau kalimat, data atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan atau
tanpa menyatakan sumber secara memadai.
3.
Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori pihak lain
tanpa menyatakan sumber acuan secara memadai.
4.
Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri kata-kata dan/atau
kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori orang lain tanpa menyatakan
sumbernya secara memadai.
5.
Menyerahkan sebuah karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan
sumbernya secara memadai.
6.
Tidak memberikan sumber kutipan pada tanda kutip yang benar dalam tulisan
yang di buat oleh penulis.
7.
Mengubah kata – kata namun menyalin
struktur kalimat dari sebuah sumber tanpa menyebutkan rujukannya.
8.
Menyalin secara berlebihan kata atau gagasan dari sebuah sumber yang
membangun sebagian besar sebuah karya walau menyebutkan rujukannya.
9.
Memarafrase sebuah sumber tanpa
menyebutkan rujukannya secara benar.
10.
Mengumpulkan tugas yang nampak seperti diparafrase (dan berisi referensi) tetapi sebenarnya merupakan contekan
langsung dari sumber aslinya.
11.
Penyalinan kalimat, frase, atau
paragraf persis seperti sumber aslinya, penyalinan kalimat dan menyusunnya
kembali dalam urutan yang berbeda, penyalinan kalimat dan menggantikan beberapa
kata dengan sinonimnya, serta penyalinan kalimat dan menambahkan beberapa kata
baru bila tanpa menyebutkan rujukan termasuk plagiat.
12.
Membeli, meminjam, atau menggunakan makalah, artikel, skripsi, tesis, dan
disertasi karya orang lain atas nama sendiri.
13.
Meminta orang lain untuk mengerjakan essay,
makalah, skripsi, tesis, disertasi atau karya lainnya termasuk pengerjaan
statistic.
14.
Menggunakan satu atau lebih karya orang lain dengan cara mengambil sebagian
besar teks hanya dengan mengaitkannya satu sama lain dengan hanya membubuhkan
sedikit kata – kata sendiri.
15.
Menggunakan sebuah tugas yang sudah diserahkan dan dinilai oleh dosen untuk
tugas mata kuliah yang lain.
16.
Menggunakan kritikan atau pendapat orang lain dan menganggapnya sebagai
pendapat atau kritikan sendiri.
B.
Jenis Software
Plagiarisme
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, kita dapat dengan mudah mengakses software – software baik itu secara
layanan online maupun free software
(opensource). Adapun software –
software tersebut antara lain :
1.
VIPER (https://www.scanmyessay.com/) Software ini bersifat free (open source)
sehingga dapat diakses secra gratis, program ini mampu mengecek dari dari hard disk dan internet, sehingga kita
bisa membandingkan data – data di dalam hard
disk dan mengklasifikasi mana – mana yang bersifat plagiat. Program ini
juga memberikan presentase kemiripan
dari sebuah dokumen atau file yang
satu dan yang lainnya. Tulisan yang sama (mengindikasikan plagiarisme) pada data yang kita scan akan diberi tanda merah. Namun program ini membutuhkan waktu
berfikir yang cukup lama dibandingkan layanan online.
2.
Turn It In Turn It In (http://turnitin.com/) merupakan sotfware
berbasis wab yang dapat digunakan
dimanapun pengguna berada, dengan mengakses www.turnitin.com.
Namun untuk bisa menggunakannya pengguna diharuskan membayar sejumlah dana.
Biaya yang dikeluarkan pun bergantung pada lisensi yang digunakan yang juga
bergantung pada jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan tersebut.
3.
Plagiarismchecker (https://smallseotools.com/plagiarism-checker/) Layanan ini tersedia secara online, dapat mengecek suatu paragraf
apakah ada yang menyerupai atau tidak. Kelemahan dari softwere ini adalah kita
harus meng-copy paste-kan paragraf
demi paragraf untuk mengecek suatu artikel atau tugas peserta didik, dan tentu
saja kita harus terhubung pada jaringan internet.
4.
Articlechecker (http://www.plagiarismchecker.net/articlecheckercom-0-6.ph) Hampir sama dengan Plagiarismchecker,
kita harus meng-copy-kan paragraf
yang hendak di periksa, namun layanan ini ditampilkannya lebih sederhana
sehingga lebih mudah digunakan.
5.
Plagiarismdetect (http://plagiarismdetect.org/) Software ini tersedia secara gratis maupun berbayar. Walaupun software ini gratis namun pengguna diminta untuk mendaftar terlebih
dahulu. Dan kelebihan dari layanan ini adalah kita tidak perlu copy paste artikel yang hendak dicek,
cukup dengan meng-upload file yang
hendak dicek maka pekerjaan kita selesai.
6.
Safeassign (https://help.blackboard.com/Learn/Instructor/Assignments/SafeAssign) Software ini di ber ikan secara cuma-cuma, namun pengguna harus
request terlebih dahulu di web www.plagiarisma.com tersebut untuk
mendapatkannya.
7.
Unplagiat.radenfatah.ac.id
Secara garis besar cara kerja software ini hampir sama dengan yang
lainnya. Hanya kecepatan memproses data software
ini cenderung lebih lambat dari software
lainnya. Dari kesemua software diatas
VIPER memiliki keunggulan diantara
yang lainnya, selain mudah diperoleh viper
dapat digunakan secara online maupun off line, fitur yang mudah digunakan,
memberikan hasil yang jelas dan penilaian yang akurat.
Cara Kerja Software Plagiarisme
Secara garis besar cara kerja software-software
anti plagiarisme cenderung sama.
Tahap pertama software meng-input data dari user (pengguna), kemudian software
mulai bekerja dengan membandingkan file
yang di-input dengan file yang dibuat sebagai perbandingan,
lalu tahap terakhir software
menyajikan hasilnya. Namun ada beberapa perbedaan pada tahap kedua, software off-line memerlukan data
pembanding yang dipilih pengguna itu sendiri (terbatas), sedangakan software dengan layanan on-line memiliki data pembanding yang
otomatis diakses secara on-line (luas)
seprti yang terdapat pada software Turn
It In.
Software tersebut manghasilkan output
berupa penyajian data, jika datam data (berupa makalah) diperoleh
kata-kata,kalimat ataupun paragraf yang sama yang tidak menhasilkan sumber
(plagiat) software akan memberikan
tanda seseuai dengan fitur yang
ditawarkan oleh software tersebut.
Plagiarisme adalah suatu tindakan untuk mencuri
atau menukarkan atau mempergunakan karya tulis pihak lain menjadi karya
tulisnya sendiri. Karya tulis asli seseorang merupakan hak milik orang
tersebut, dilarang dicetak ulang tanpa izin penulis atau penerbitnya. Dalam
tulisan ilmiah biasanya berlaku suatu etika, bahwa setiap kutipan, baik
langsung maupun tidak langsung, pengambilan gagasan, konsep, atau teori perlu
menyebutkan sumbernya dengan jelas, termasuk penulis, judul tulisan, penerbit,
tempat terbit, tahun terbit, halaman, atau halaman-halaman yang dikutip. Hal
ini, bukan berdasarkan pertimbangan hukum semata-mata, tetapi juga kewajiban
moral seorang penulis untuk menghormati karya penulis lainnya. Penelususran
untuk riset kepustakaan dan penyebarannya pun dipermudah. Tindakan plagiat
bukan hanya ada niat dari pelaku namun juga ada kesempatan untuk melakukan
tindakan plagiarisme. Salah satu cara pencegahan yang dapat dilakukan adalah
memperketat proses penilaian pada karya tulis ataupun karya ilmiah. Software anti plagiat merupakan salah
satu solusi yang baik untuk memperketat proses penilaian yang berarti juga
dapat meminimalisir tindakan plagiat. Dengan berbagai fitur dan keunggulan yang
ditawarkan software-software anti
plagiat dapat memudahkan kita untuk mengetahu artikel atau karya tulis yang
“berbau” plagiarisme.
Langganan:
Postingan (Atom)